Hal-Hal Mengenali Diri Sendiri
Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Sayang dan cinta itulah diri kita. Itulah pepatah agar kita saling mengenal. Eits tapi tunggu dulu, disini sebelum kita mengenal orang lain, maka kenalilah diri sendiri dan satu-satunya orang yang mengenal diri kita tentu hanya diri kita sendiri.
Kita tahu bahwa sangatlah penting bagi kita untuk mengenal diri sendiri. Bukan hanya sekedar mengetahui siapa nama kita, apa hobi kita dan apa cita-cita kita. Namun, sebelum itu kita harus mengetahui bagaimana diri kita sendiri yaitu dari mana kita berasal, dan apa tujuan kita hidup di dunia ini.
Hal itulah yang akan membuka pikiran kita bahwa kita hidup bukan hanya sekedar hidup saja, karena jika kita beranggapan seperti itu bahwa hewan pun juga hidup. Apakah kita mau disamakan dengan hewan yang hidup hanya sekedar makan, minum, tidur, dan berkembang biak? Tentu tidak, karena kita adalah sebaik-baiknya makhluk yang diciptakan oleh Rabb kita. Intinya kita hidup harus memberikan suatu makna bagi orang lain terlebih untuk diri kita sendiri.
Lalu hal-hal apakah yang harus kita ketahui dalam mengenal diri sendiri?
Hal pertama yang harus kita ketahui adalah dari mana kita berasal. Ada yang bilang bahwa kita berasal dari rahim ibu. Pernahkah kita bertanya, bagaimana kita diciptakan? Berasal dari apakah kita? Atau bagaimana proses penciptaan kita? Waah jika kalian pernah bertanya seperti itu maka kalian selangkah lebih maju untuk mengenal diri sendiri.
Perlu kita ketahui bahwa Allah menciptakan manusia dari unsur tanah. Menurut pemahaman keislaman kita, tidaklah mungkin Allah ciptakan manusia berasal dari tanah tanpa maksud dan rahasia tertentu, luar biasanya Allah menyebut penciptaan ini adalah sebaik-baik ciptaan (Al-Quran surat At-Tin ayat 4).
Rahasia sesungguhnya penciptaan manusia dari tanah, tempat kematian ke tanah, sujudpun ke tanah, sesungguhnya hanya Allah lah yang tahu. Tetapi dari ayat-ayatNya dapat kita ketahui bahwa manusia mempunyai watak untuk menyombongkan diri, semua menjadi bahan kesombongan, sombong karena harta, keturunan, pangkat jabatan dan sering berlaku dholim. Potensi kesombongan tersebut sejalan dengan hakikat diri manusia yang tercipta dari tanah, perintah untuk bersujud ke tanah dan jika mati dikubur ke tanah agar kita senantiasa sadar bahwa kita tercipta dari tanah dan sari pati tanah yang hina. Dengan begitu potensi kesombongan itu tidak berkembang menjadi-jadi.
Ingat dari tanah bukan berasal dari kera. Apakah kalian masih mempercayai hal itu? Bahwa kita berasal dari seekor kera? Apakah kalian rela muka tampan dan cantik kalian disamakan dengan hewan yang bernama kera? Logikanya, jika kita adalah hasil dari evolusi kera, tentu kera yang ada di dunia ini sudah tidak adalagi, tapi kenyataannya kera masih hidup sampai sekarang. Itulah salah satu bukti bahwa kita bukan berasal dari kera. Dan perbedaan yang paling mendasar bahwa kita sebagai manusia diberikan akal dan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh hewan terutama kera.
Kita berasal dari tanah dan mati pun dikubur di dalam tanah. Hal tersebut mengingatkan kepada kita bahwa tidak ada lagi yang harus kita sombongkan di dunia ini. Karena sejatinya tempat kematian pun adalah tanah. Artinya kita mengenal diri kita dimulai dari mengamati diri sendiri bahwa dalam diri kita ada jiwa yang bernaung dan tubuh adalah tempat dimana jiwa itu tinggal. Yang berasal dari tanah.
Yang kedua adalah manusia diciptakan dengan suatu tujuan dan hakikat tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah SWT sebagaimana disebutkan dalam firman Allah yang artinya “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)” (Al-Quran surat Adz-dzaariat ayat 56). Intinya kita yang telah diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya memiliki tujuan hidup yaitu dengan senantiasa menyembah-Nya dan beribadah kepada-Nya, segala bentuk aktivitas yang kita lakukan di dunia ini berlandaskan tidak lain dan tidak bukan bertujuan beribadah kepada-Nya. Kita bekerja, kita saling tolong menolong, kita belajar tujuan hanya satu yaitu sebagai bentuk ibadah kepada-Nya.
Lalu yang ketiga, bersyukur. Artinya, dengan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita seorang manusia dapat mengenali dirinya dengan baik dan tentu mengenal Rabbnya. Ketika kita senantiasa mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah maka kita menyadari bahwa diri kita tidak memiliki apa-apa dan segala yang kita miliki adalah milik-Nya.
Dan terakhir adalah kita harus mengetahui peran dan kedudukan kita sebagai manusia di muka bumi ini. Seorang manusia yang mengenal dirinya senantiasa mengetahui dan mengingat peran dan kedudukannya dimuka bumi sebagai khalifah atau pemimpin setidaknya bagi diri kita sendiri. Dengan kita tahu dan ingat peran kita sebagai khalifah maka kita bisa memperlakukan orang lain dan alam sekitar dengan baik dan menjaganya.
Nah sudah jelas bukan bagaimana kita harus mengenal diri kita sendiri? Dimulai dari asal usul kita yang berasal dari tanah, yang artinya kita sebagai makhluk yang begitu hina dan tidak ada apa-apanya dibandingkan Dia yang telah menciptakan, tidak adalagi yang harus kita sombongkan, tidak ada lagi yang harus kita perselisihkan, karena kita semua sama berasal dari tanah dan matipun akan dikubur didalam tanah. Lalu, tujuan kita diciptakan semata-mata hanya untuk beribadah kepadaNya. Segala bentuk aktivitas yang kita lakukan niatkan untuk beribadah kepadaNya. Senantiasa kita mensyukuri apa yang ada dalam diri kita. Kekurangan yang tak lagi harus menjadi salah satu penyebab tidak percaya diri, dan kelebihan yang tak semestinya kita sombongkan. Karena jika bukan karena-Nya kita bukanlah siapa-siapa. Dan teruslah menjadi diri sendiri, memimpin diri sendiri dengan senantiasa mengontrol emosi yang ada dalam diri, karena untuk memimpin orang lain pun kita harus bisa memimpin diri sendiri.



bagus banget, makasih yaa...
BalasHapusSama sama tteh, terimakasih sudah mampir🙏😁 jangan lupa share yaa teh🙏
BalasHapusMantap teh riri...
BalasHapusMantab kak...
BalasHapusKeren kak
BalasHapus